Header Ads


http://816aman.com/

REVIEW : MY STUPID BOSS 2

March 30, 2019

REVIEW : MY STUPID BOSS 2


“Ini Vietnam, bukan Cililitan. Mereka kalau nyerang itu pakai granat.”

Bagi saya, My Stupid Boss (2016) adalah film komedi yang cukup mengasyikkan. Memang sih film arahan Upi (30 Hari Mencari CintaMy Generation) yang didasarkan pada rangkaian buku laris rekaan chaos@work tersebut lebih menyerupai sketsa seperti materi sumbernya yang tersusun atas kumpulan-kumpulan kejadian konyol dan peralihan nada penceritaan di babak pamungkas sempat memunculkan reaksi “hah, kok jadi gini?”, tapi setidaknya film berhasil beberapa kali membuat saya tergelak-gelak menyaksikan tingkah laku Bossman (Reza Rahadian) yang ngeselinnya naudzubillah beserta karyawan-karyawan pabriknya. Ada lawakan yang manjur di sini, ada pula performa pemain yang tidak main-main, dan film pun mempunyai tampilan visual bergaya yang sedikit banyak melayangkan ingatan kepada sajian-sajian karya Wes Anderson. Itulah mengapa saya tidak mengeluh panjang-panjang mengenai titik lemahnya dan saya pribadi sangat menanti ketika rumah produksi Falcon Pictures mengumumkan bahwa My Stupid Boss 2 tengah dipersiapkan. Berhubung Upi bukanlah tipe “sequel person” sehingga proses pengembangan film kedua membutuhkan waktu cukup lama, diri ini pun tak kuasa untuk bertanya-tanya. Apa yang akan dipersiapkannya sebagai daya pikat di film kedua ini? Akankah dia semata-mata melipatgandakan semua kegilaan dari film terdahulu mengikuti aturan tak tertulis sebuah sekuel? Atau… ada kejutan lain yang menyertai?

Dalam My Stupid Boss 2, penonton sekali lagi diajak mengikuti kisah menggelikan nan menyebalkan dari Bossman yang level kikirnya bolehlah bersaing dengan Tuan Crab dari Spongebob Squarepants. Meski kita telah mengetahui bahwa dia mempunyai sisi malaikat seperti ditunjukkan di penghujung film pertama, tapi ternyata sifat dasarnya sebagai atasan diktator yang kerap bertindak semena-mena terhadap karyawannya tetaplah tidak berubah. Dia kerap nunggak saat membayar gaji, sering memotong gaji ketika karyawan melakukan kesalahan kecil, dan tak bersedia sedikitpun terbuka terhadap kritik saran yang dianggapnya sebagai “keluhan”. Menilik perlakuan Bossman yang ngawur – bahkan dia tidak segan-segan memberi tugas tambahan yang melenceng jauh dari jobdesc – maka tak mengherankan jika kemudian para pekerja memilih untuk hengkang beramai-ramai yang seketika menghambat proses produksi di pabrik. Guna mengatasi persoalan ini, Bossman pun berinisiatif mengajak Diana alias Kerani (Bunga Citra Lestari), Mr. Kho (Chew Kin Wah), serta Adrian (Iedil Putra), ke Vietnam untuk mencari tenaga kerja yang bersedia dibayar dibawah standar gaji. Berhubung Bossman adalah pribadi yang menjunjung tinggi prinsip “bertindak semau-mau gue”, maka tentu saja perjalanan ini tak ubahnya mimpi buruk bagi ketiga anak buahnya. Betapa tidak, mereka dipaksa menjelajah pedalaman Vietnam hanya untuk mendapati mereka dikejar-kejar oleh sekelompok preman yang marah. Kurang ajaib apa coba?


Tidak seperti film pertamanya yang dikonstruksi bak sketsa komedi dimana kontennya sebatas kompilasi cerita “mimpi buruk” Kerani dalam menghadapi atasannya, My Stupid Boss 2 mempunyai bangunan konflik yang lebih jelas. Setidaknya ada dua permasalahan utama yang dikedepankan oleh film; 1) perjalanan penuh bahaya ke Vietnam demi mencari buruh murah, dan 2) dua karyawan Bossman – Sikin (Atikah Suhaemi) dan Azahari (Iskandar Zulkarnaen) – disandera oleh gangster gara-gara si bos berkumis lele ini tak kunjung melunasi hutang. Memang sih kedua konflik tersebut urung memperoleh penggalian yang mumpuni. Penonton seharusnya bisa menyimak interaksi intens antara Bossman bersama karyawan-karyawannya serta bagaimana kejadian-kejadian apes yang menghampiri mereka ini membawa perubahan terhadap hubungan antara satu dengan lain. Tapi paling tidak, keberadaan narasi membuat My Stupid Boss 2 tahu harus mengarah kemana. Adanya narasi juga membuat saya bisa menerima konklusi cenderung ujug-ujug (baca: mendadak) yang disodorkan karena satu dua adegan telah menunjukkan petunjuk mengenai cara film mengurai konflik. Berbeda dengan penyelesaian di seri pendahulu yang benar-benar bikin terhenyak karena peralihan nadanya terlampau ekstrim. Di sini, Upi yang bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skenario berusaha untuk tak menghadirkan babak pamungkas dalam mode sentimentil demi memancing haru, melainkan mencoba tetap mempertahankan semangat bersenang-senang yang telah diaplikasikan sedari menit pembuka. Interesting, huh?

Ya, My Stupid Boss 2 diupayakan untuk tampil dengan level kegilaan dan absurditas di atas instalmen pendahulunya. Saya menjumpai banyak sekali kesenangan selama menyaksikan film ini di layar lebar, walau tak menampik kenyataan bahwa terdapat beberapa lontaran humor yang meleset dari sasaran. Temuan paling banyak ada di menit-menit pertama sebelum kemudian candaan demi candaan dapat bekerja secara semestinya begitu film memboyong para karakternya menuju ke Vietnam. Disokong oleh penyuntingan rapat dan performa jajaran pemain yang boleh dibilang “liar”, maka tak sulit bagi film untuk mengompensasi kegaringan lelucon. Reza Rahadian dalam penampilan yang lagi-lagi patut diberi apresiasi mampu mengembangkan karakter yang dimainkannya menjadi lebih menjengkelkan dari sebelumnya. Saya sungguh tak habis pikir, kok bisa sih ada manusia sedemikian kikir, sok tahu, serta gemar mengeluh di muka bumi ini? Apakah ini adalah cara Tuhan menguji kesabaran hamba-hamba-Nya? Saya rasa demikian dan trio “korban” yang dimainkan dengan sangat baik oleh Bunga Citra Lestari, Iedil Putra, serta Chew Kin Wah bisa dibilang berhasil lolos tes kesabaran. Disamping keempat pelakon ini, My Stupid Boss 2 juga mendapat sumbangsih dari Morgan Oey sebagai pria Vietnam yang meledak-ledak bernama Nguyen, Verdi Solaiman sebagai gangster Cina, dan Sahil Shah sebagai gangster India. Meski tergolong singkat, mereka bertiga memberikan penampilan sangat membekas dalam beberapa momen paling pecah di film. Entah denganmu, saya sih tergelak-gelak dalam adegan “pemandu jalan dari neraka” dan dance battle yang sedikit banyak memberikan gambaran seperti apa film secara keseluruhan: kocak dan juga mengasyikkan!       

Exceeds Expectations (3,5/5)


No comments