Header Ads


http://816aman.com/

REVIEW : MILLY & MAMET (INI BUKAN CINTA & RANGGA)

December 18, 2018

REVIEW : MILLY & MAMET (INI BUKAN CINTA & RANGGA)


“Kalau orang cari suami yang ganteng, aku mah cari yang baik.” 

“Aku nggak jelek-jelek amat kaliii…” 

Saat menonton Ada Apa Dengan Cinta? 2 (2016), diri ini setengah terkaget-kaget. Lho kok Milly (Sissy Prescillia) bisa menikah dengan Mamet (Dennis Adhiswara)? Gimana ceritanya dua manusia paling polos dalam semesta Ada Apa Dengan Cinta? Ini bisa menjalin asmara? Apabila kamu mengikuti kisahnya Cinta (Dian Sastrowardoyo) and the gang sejak awal mula, tentunya tahu kalau Mamet naksir berat dengan si pentolan geng – meski kita semua sadar, keduanya mustahil bersatu. Kamu juga tentu tahu kalau Milly sering sengak kepada Mamet yang dianggapnya bloon nan ngerepotin. Bahkan, hingga insiden merebut mobil Mamet demi mengantarkan Cinta ke bandara, percik-percik asmara diantara keduanya pun tak tampak. Lalu, apa yang akhirnya membuat mereka saling taksir, lalu menikah dan punya anak? Subplot yang menggelisahkan para penggemar berat ini tetap dibiarkan menjadi misteri hingga ujung durasi film kedua oleh Riri Riza selaku sutradara sekaligus penulis skenario. Penonton dibebaskan menerka-nerka dengan imajinasinya sendiri sampai kemudian Miles Films mengajak tandem Starvision untuk mengkreasi sebuah spin-off atau film sempalan yang meletakkan fokusnya pada kehidupan personal dua sejoli lucu ini. Bukan lagi Rudi Soedjarwo, bukan pula Riri Riza, Mira Lesmana si produser justru merekrut Ernest Prakasa (Cek Toko Sebelah, Susah Sinyal) untuk menggarap film bertajuk Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) yang muatan komedinya begitu kental ini. Yaaa… sejalan dengan pembawaan dua karakter tituler yang jauh dari kesan serius dan keahlian sang sutradara lah. 

Sesuai dengan janji-janji sebelum film dinyatakan resmi digarap, Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) memberi penonton gambaran mengenai kehidupan personal dari Milly dan Mamet. Pada menit-menit pertama, kita melihat bagaimana dua muda-mudi ini berjumpa lagi setelah bertahun-tahun dalam sebuah pesta reuni SMA. Milly adalah seorang bankir yang sedang menjalin hubungan dengan Rama (Surya Saputra), sementara Mamet menekuni bidang kuliner. Sebuah kejadian yang tak pernah mereka antisipasi lantas menguarkan aroma nostalgia dan mendekatkan keduanya. Melalui sebuah montase diopening credit, kita melihat perjalanan cinta keduanya hingga akhirnya mereka disatukan dalam ikatan pernikahan dan dikaruniai momongan bernama Sakti. Usai menimang buah hati, Milly memutuskan untuk berhenti bekerja sementara Mamet membantu ayah Milly (Roy Marten) yang sakit-sakitan untuk mengurus pabrik tekstil. Sebuah pekerjaan yang sejatinya dibenci oleh Mamet, namun tetap dilakoninya demi menjaga dapur tetap ngebul sekaligus membahagiakan sang istri. Kesabaran Mamet dalam menjalani pekerjaan ini akhirnya mencapai puncak lantaran tak tahan terus ditekan sang mertua yang otoriter. Mamet seketika memilih hengkang dari pabrik pasca mendapat tawaran dari teman lamanya, Alex (Julie Estelle), untuk mendirikan restoran. Mengingat ini adalah impian lamanya, Mamet jelas tak berpikir panjang dan Milly pun tak keberatan. Sayangnya, keputusan Mamet untuk memulai karir baru ini juga menjadi awal munculnya rentetan drama rumah tangga seiring makin berkurangnya waktu yang dihabiskan untuk berkomunikasi dengan Milly. 


Tak berbeda dengan film-film arahan Ernest Prakasa terdahulu, Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) pun memiliki muatan komedi yang kental. Lebih-lebih, dua karakter utamanya memang memegang peranan sebagai comic reliefdalam dwilogi Ada Apa Dengan Cinta? sehingga nada penceritaan yang penuh canda tawa bukanlah sesuatu yang mengherankan – bakal aneh kalau ini diaplikasikan pada kisah Cinta dan Rangga, atau Karmen (Adinia Wirasti) misalnya. Sedari menit pembuka yang mengambil latar waktu sebelum Ada Apa Dengan Cinta? 2, penonton telah dipersiapkan untuk senam wajah akibat gelak tawa berkepanjangan yang sebagian diantaranya dipicu oleh celetukan serta tindak tanduk Milly dan Mamet yang kerap kali ajaib. Yang juga tak kalah ajaib, sejumlah karakter yang menghembuskan napas di sekitar pasangan muda ini. Saat berada di rumah, Milly tak hanya dibuat capek oleh putranya yang agak rewel tetapi juga PRT barunya, Sari (Arafah Rianti), yang level telminya bisalah diadu dengan Milly. Saat berada di pabrik, Mamet mesti berhadapan dengan Yongki (Ernest Prakasa) yang cenderung semau gue beserta trio pekerja yang tak pernah lelah untuk saling menghujat satu sama lain (Dinda Kanyadewi, Aci Resti, dan Bintang Emon). Selain mereka, masih ada pula Rika (Isyana Sarasvati), resepsionis di kantor si investor restoran, James (Yoshi Sudarso), yang penamaan hewan peliharaannya sering memicu perdebatan tak penting antara Mamet dengan James. Sederet karakter ini – sekalipun ada beberapa diantaranya yang tak jadi soal andai dihilangkan – memiliki kontribusi yang efektif pada timbulnya gelak tawa meriah penonton. 

Ya, humor memang mendominasi durasi Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga). Tapi sekali ini masih dalam batasan wajar, tak lagi kelewat acak sampai mendistraksi narasi utama, dan terasa menyegarkan karena tak melulu bersumber dari komika melainkan bergantung pada comic timing jajaran pelakon termasuk Isyana Sarasvati beserta Melly Goeslaw sebagai selebgram yang secara mengejutkan handal dalam melucu. Usai agak kewalahan dalam menangani Susah Sinyal (2017) yang perpaduan komedi dengan dramanya tak pernah benar-benar melebur secara mulus, Ernest Prakasa kembali menemukan ritmenya dalam bercerita di Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) yang mengalun santai. Bumbu-bumbu pemicu konflik telah ditebar sedari mula sehingga penonton dapat beradaptasi secara cepat begitu momen dramatik mengambil alih momen canda tawa yang turut mengandung komentar sosial terkait kondisi buruh dan penggunaan media sosial. Kita bisa mengendus cikal bakal munculnya drama rumah tangga lewat keputusan Mamet mengundurkan diri dari pabrik, frekuensi kehadiran Mamet di samping Milly yang semakin menurun, gestur kecemasan Milly saat menyadari sang suami telah mengubah skala prioritasnya, dan kemunculan Alex yang tiba-tiba dalam kehidupan Mamet selepas bertahun-tahun tak bersua. Kemunculannya ini tentu saja membuat saya bertanya-tanya mengenai motivasi Alex: benarkah dia peduli dengan sang teman baik atau ada agenda lain dibalik ajakan berbisnis bersama ini? Sebuah pertanyaan yang menebalkan rasa ingin tahu, meski sejatinya tanpa bumbu ‘misteri’ pun film telah menambat atensi melalui karakter Milly dan Mamet yang ternyata tak sedangkal seperti diperkirakan.


Melalui Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) yang memiliki barisan lagu pengiring ciamik ini, penonton akhirnya mendapat jawaban mengenai sisi personal dari dua karakter polos ini yang membawa kita pada pemahaman mengapa Milly dapat bergabung dengan genk Cinta yang populer dan mengapa Milly bersedia untuk menikahi Mamet yang culun bukan kepalang. Ernest ditemani sang istri, Meira Anastasia, mampu menjabarkan tanya ini dengan baik yang ditunjang oleh performa mengesankan dari departemen akting khususnya duo Sissy Prescillia dan Dennis Adhiswara. Berhubung komedi adalah ‘kawan baik’ mereka sejak dua film terdahulu, maka melihat mereka menampilkan Milly dan Mamet dalam wajah komedi bukan lagi sesuatu yang mengejutkan. Kejutan justru datang ketika keduanya dihadapkan pada momen manis romantis yang memperlihatkan ketangguhan chemistry serta momen emosional (konon ada satu adegan panjang diambil secara one take) yang menunjukkan range emosi. Kita ikut tersentuh, kita ikut bersedu sedan, dan kita ikut berharap agar mereka menemukan solusi terbaik atas permasalahan yang dihadapi. Bersama mereka pula, penonton dibawa pada perenungan mengenai makna dibalik hubungan asmara – khususnya bagi mereka yang berniat atau sudah berumah tangga – yang erat kaitannya dengan tanggung jawab, kerja sama, sampai komunikasi. Pada akhirnya, Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga) tak hanya sanggup memancing derai tawa, tetapi juga mampu memainkan emosi penonton sedemikian rupa. Selamat datang kembali, Ernest!

Outstanding (4/5)

No comments